Text
Politik Kelautan
Istilah Politik Kelautan (Ocean Politics) pertama kali dipergunakan oleh Peter Polomka melalui bukunya Ocean Politics in Southeast Asia yang diterbitkan oleh ISEAS Singapore pada tahun 1978.
Dewasa ini lautan menjadi pusat perhatian dari negara-negara bangsa (nation states) dan perusahaan-perusahaan transnasional untuk memperoleh kekayaan, kekuasaan, dan prestise.
(Peter Polomka)
Potensi Lautan kini semakin menjadi harapan umat manusia, meskipun sangat potensial sebagai sumber konflik.
(Henry Kissienger mantan Menlu AS)
Lautan harus dianggap sebagai warisan bersama umat manusia (common herritage of mankind), oleh karena itu semua kekayaan alam yang dikandungnya harus dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan seluruh umat manusia, terutama untuk mempersempit jurang antara yang kaya dengan yang miskin.
(Arvid Pardo, mantan Dubes Malta di PBB)
Dalam tiga dekade terakhir sejak Perang Dunia II, lautan telah menjadi suatu sumber pertikaian dan konflik antarnegara yang begitu penting. Lautan tidak saja dipergunakan sebagai arena untuk mempertajam perbedaan kepentingan nasional dalam hubungan internasional, tetapi juga sudah merupakan sumber kekacauan yang sudan semakin meluas dalam sistem internasional.
(Barry Buzan)
No other version available